BLANTERWISDOM101

Pesta Bakar Batu Sangat Dinanti Warga Papua

Kamis, 07 Maret 2019
Invonesiaku- Upacara ini biasa dilaksanakan oleh suku-suku lainnya di kabupaten Jayawijaya Papua. Seperti suku-suku lainnya di Indonesia, suku-suku pedalaman di Jayawijaya Papua ini juga mepunyai tradisi bersyukur yang unik dan khas. Salah satunya adalah Pesta Bakar Batu yang merupakan ritual tradisional Papua yang dilakukan sebagi bentuk ucapan syukur atas berkat yang melimpah. Upaca ini dilakukan terutama pada acara pesta pernikahan, penyambutan tamu agung, dan upacara kematian. Selain itu, upacara ini juga dijadikan bukti perdamaian setelah terjadi perang antar suku.

Seseorang sedang mencampur sayuran pada daging yang akan dimasak di pesta Bakar Batu suku di Papua. Sumber foto : tempo.co 
Prosesi pesta bakar batu biasanya terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, bakar babi, dan makan bersama. Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan dipergunakan untuk memasak. Batu dan kayu bakar disusun dengan urutan sebagai berikut. Pada bagian bawah ditata batu-batu berukuran besar, di atasnya ditutupi dengan kayu bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil, dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan bantuan menjadi panas. Semua kegiatan ini umumnya dikerjakan oleh kaum pria.

Masing-masing suku menyerahkan babi, lalu secara bergiliran kepala suku memanah babi. Jika bila dalam sekali panah babi langsung mati, itu merupakan pertanda bahwa acara akan sukses. Namun, jika bila babi tidak langsung mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara tersebut. Apabila acara tersebut untuk acara kematian, biasanya beberapa kerabat keuarga yang berduka biasanya membawa babi sebagai lambang belasungkawa. Jika mereka tidak membawa babi, mereka akan membawa bungkusan berisi tembakau, rokok kretek, minyak goreng, dan bahan sembako lainnya. Ketika mengucapkan belasungkawa masing-masing harus berpelukan erat dan berciuman pipi.

Sumber foto: http://harian.analisadaily.com
Di tempat lain, kaum pria mempersiapkan sebuah lubang yang besarnya berdasarkan pada banyaknya jumlah makanan yang akan dimasak. Dasar lubang itu dilapisi dengan alang-alang dan daun pisang. Dengan menggunakan jepit kayu khusus yang disebut apando, batu panas itu disusun di atas daun-daunan, kemudian dilapisi lagi dengan alang-alang. Setelah itu daging babi dimasukan. Kemudian ditutup lagi dengan dedaunan, di atas dedaunan kemudian ditutup lagi dengan batu yang membara, lalu dilapisi lagi dengan rerumputan yang tebal.

baca juga: Makanan Tradisional Yang Mudah Anda Temukan Di Seluruh Daerah Nusantara

Setelah itu, ubi jalar (hipere) disusun di atasnya. Lapisan berikutnya adalah alang-alang yang ditimbun lagi dengan batu yang membara. Kemudian, sayuran berupa iprika atau daun hipere, tirubug (daun singkong), kopae (daun pepaya), nahampun (labu parang), towabug atau hopak (jagung) diletakan di atasnya. Masakan itu kadang makan ditambah dengan potongan buah (baragum). Selanjutnya lubang digali itu ditimbun lagi dengan rumput dan batu membara. Di posisi teratas diletakkan daun pisang yang ditaburi tanah sebagai penahan agar panas dari batu tidak menguap. Masakan itu sudah matang dalam waktu sekitar 60 hingga 90 menit.

Pesta bakar batu merupakan acara yang paling ditunggu oleh warga suku-suku pedalaman Papua. Demi mengikuti pesta ini mereka menelantarkan ladang dengan tidak bekerja selama berhari-hari. Selain itu, mereka juga bersedia mengeluarkan uang dengan jumlah yang besar untuk membiayai pesta ini.

Share This :
Invonesiaku

Berkelana. Menulis. Nonton Film India.

0 Comments